MASYARAKAT ANTI RIBA. Bekerja 15 tahun di salah satu bank terbesar di negeri ini tidak
membuatnya tenang. Gaji belasan juta yang dia terima tiap bulan lebih sering
menguap dan jadi tumpukan utang dengan agunan rumah yang ditinggalinya. Dia
bekerja sebagai pemberi utang, namun dia sendiri juga terjerat utang. Di kantor
ditarget jumlah pengutang bertambah, padahal keuangannya sendiri juga
berdarah-darah!
Kajian fiqih muamalah yang dia ikuti rutin
tiap akhir pekan menyadarkannya, bagaimana dia akan bahagia jika ALLAH tidak
ridho dengan pekerjaannya bergumul dengan riba. Tiap hari disaksikan banyak
nasabahnya yang terjerat utang sangat sulit bangkit dengan kepayahan. Usaha
belum tentu untung tiap bulan, sementara cicilan pokok dan bunga harus
dibayarkan.. denda pun mengintai setiap bulan, sita harta selalu jadi ancaman..
"Tentang riba ini harus dihadapi dengan
TAUHID kita mas, ilmu yakin dan percaya pada ALLAH! Kalau enggak kita ini yang
diperangi oleh ALLAH langsung.. secara logika manapun gak bakal menang kita
mas!" Katanya siang itu
"Di kajian-kajian fiqih muamalah yang
saya ikuti, semakin saya kaji semakin menarik. Jika kita gak hati-hati dengan
sumber rejeki kita yang haram, maka ALLAH yang akan menghancurkan!" Lanjutnya
Mmmm.. gitu ya, terus?
"Ustadz itu pernah saya tanya, kenapa
kajian tentang tauhid harus dipelajari tiap minggu, apa lagi materi minggu
depan? Ya tentang tauhid.. terus? Ya tauhid lagi! Sampai kapan tadz? Sampai
mati...." makjleb jawabannya ustadz
Hijrahmu apa yang kamu lakukan mas? Dari
manager bank terbesar, gaji mapan, perlente, tiba-tiba harus kehilangan semua..
"Saya sengaja membangkrutkan diri di
depan manusia mas. Rumah saya jual, utang saya lunasi. Sisa uang saya gunakan
untuk beli tanah terus saya bangun rumah untuk saya jual lagi, satu rumah, dua
rumah, tiga rumah dan seterusnya. Masya ALLAH... rejeki saya mengalir derasss
dari jalan ini. Sudah 4 tahun saya berhijrah, ALLAH ganti dengan yang lebih
baik, rejeki lebih luas, hidup yang jauuuh lebih tenang tanpa utang dan
riba.." lanjutnya
Datang ke warung saya dia dengan santainya
naik motor Honda Legenda tua, umurnya dah 20 tahun motor itu, sudah kalah gaya
dengan motor-motor terbaru yang matic, berbody bongsor dengan teknologi
terbaru.. bro, gak mampu beli apa?
"Setiap saya berkeliling, kawan-kawan
saya sering menyindir motor saya ini.. mbok beli yang baru lah! Ganti lah! Dah
kuno lah! Padahal saya memakai ini memang sengaja mas.. biar saya gak gampang
takjub pada dunia, biarlah motor tua ini yang mengantar saya muter tiap hari
agar tidak jadi pengundang kekaguman kawan-kawan saya.. kalo hanya mobil mas,
insya ALLAH mau beli Pajero Sport terbaru pun saya mampu.. cash! Saya pegang
uangnya mas.. detik inipun bisa saya cairkan"
Masya ALLAH..
"Eh mas, kalo ada yang butuh rumah di
tengah kota Jogja saya ada stok 1 rumah harganya 1,6 Milyar.. rumah baru
gresss, saya bangun setahun lalu, sekarang dah siap jual.."
Haha.. jualan beneran dia! Biasanya ngasih
komisi nih kalo laku..
Berapa banyak saya ketemu orang-orang kayak
gini. Ketika memutuskan hijrah mereka bisa memutuskan urat malu daripada hidup
hanya pamer! Mereka memilih tampil sederhana, namun rejeki berlimpah adanya.
Memilih agar ALLAH ridho, dibanding pujian dan decak kagum manusia.
Sementara di luar sana masih buanyaaak yang
mengejar dunia hanya untuk mendapat label sukses, walaupun tambal sulam dengan
kepalsuan. Harta utangan gak peduli, riba yang haram pun ditelan terus tanpa
malu lagi. Boro-boro mau belajar ngaji dan berbagi, hidupnya sibuuuk hanya
untuk mengejar pujian manusia setiap hari.. hati capeeeek luar biasa, tapi dia
gak sadar-sadar juga!
Rasulullah Shalallahu ‘alaihiwasallam bersabda
:
“Barangsiapa yang bangun di pagi hari namun
hanya DUNIA yang dipikirkannya, sehingga seolah-olah dia tidak melihat hak Allah
dalam dirinya maka Allah akan menanamkan 4 (empat) penyakit dalam dirinya:
1. Kebingungan yang tiada putusnya;
2. Kesibukan yang tidak ada ujungnya;
3. Kebutuhan yang tidak terpenuhi; dan
4. Keinginan yang tidak tercapai”.
( HR. Ath Thabrani).
Duh.. saya tersindir lagi! Malunya kok nyesek
di hati..
@Saptuari
Hijrah Yuk Ke Properti Syariah, Tanpa Riba,
Tanpa Bank, Tanpa Denda dan Tanpa Sita