MOBILMU MANA ?? ( KETIKA MOBIL KREDIT RIBA MENJADI KEBANGGAAN )


All New Toyota Rush Special Edition


Suatu hari bertemu dengan seorang teman waktu SMA, dia datang dengan membawa sebuah mobil yang mungkin harganya di atas 250 jutaan. Dia pernah satu kelas di kelas dua, dan sebenarnya dari segi prestasi akademik, dia di bawah saya, cukup jauh. Tapi lihat dia sekarang, kemana-mana bawa mobil kinclong, baru, greesss keluar dari Dealer. Sedangkan pada saat itu hingga saat ini saya masih memakai sepeda motor tahun 2005 yang sudah hampir seperti gerobak pasir, gemrudak di sana sini, apalagi kalau jalan di jalanan aspal rusak yang banyak lubang.

Mungkin secara tersirat, teman saya berkata “ mana mobilmu, dulu prestasi akademikmu lebih tinggi dari saya, tapi terbukti saya yang sukses”

Mungkin jika kita pernah membaca artikel bahwa prestasi akademik tak terlalu mempengaruhi kesuksesan seseorang di masa depan. Dalam kasus saya dengan teman saya mungkin ada benarnya, tapi mungkin justru banyak salahnya.

“Wah, sudah sukses ya?”
“Ada rencana buat umroh tahun ini gak bro?”, sambil kusodorkan selembar brosur Umroh
Karena saya adalah marketing freelance salah satu perusahaan Travel Umroh di kota saya, maka saya memutuskan untuk memprospek teman saya. Saya melihat dia banyak uang, mobil baru, dan kalau di facebook, kerjaanya pamer kesuksesan.

Tak heran, dia punya 3 cabang toko HP yang omsetnya lumayan, lalu beberapa bisnis lainnya yang tentu memberinya pundi-pundi rupiah setiap bulannya.

“Wah bagus nih”, jawabnya kelihatan tertarik
“Tapi bro, kalau saat ini kayaknya belum dulu deh, soalnya lagi banyak kebutuhan”

“Lho sudah punya mobil, bisnis sukses, kok umroh biaya palingan gak nyampai 30 juta seorang, kok berat?”, jawab saya.

Lalu dia menjelaskan bahwa mobilnya itu adalah kredit, dia jual mobil lama untuk DP / Uang Muka, lalu kredit selama 60 bulan, 5 jutaan per bulan, belum lagi kredit usaha ke Bank, cicilan kartu kredit bulanan, cicilan ini itu. Yang totalnya, busyet, modyaarrr....

“Sekarang kalau gak kredit bagaimana bisa punya mobil bro...”, dia menjelaskan
“Emangnya bisa mati ya kalau gak punya mobil?”, jawab saya enteng sambil tersenyum.

Ya gengsi dan gaya hidup di jaman sekarang kadang sulit untuk ditolak, ingin mobil baru, ingin motor baru, ingin ini, ingin itu, banyak sekali, semua-semua-semua dapat dikabulkan, dapat dikabulkan dengan kantong riba ajaib.

Aku ingin mobil baru yang kerennnn....
Hai, kredit 5 tahunnn....

ILUSTRASI KREDIT MOBIL


Mobil harga cash Rp. 250 juta di dealer mobil.
Kredit cicilan 60 bulan / 5 tahun, tiap bulan bayar 3.900.000
DP 100 juta.
Karena beli kredit tentu pihak ketiga yaitu Leasing yang memberikan pinjaman kredit plus bunganya.
Total pinjaman dari leasing adalah 250 juta – 100 juta = 150 juta

Rp. 3.900.000 x 60 bulan = Rp. 234.000.000,00 ( Dua ratus tiga puluh empat juta )
Jadi Rp. 234.000.000 total yang dibayarkan ke pihak Leasing

Total pinjaman Leasing adalah Rp. 150.000.000
Total yang dibayarkan ke Leasing selama 5 tahun adalah Rp. 234.000.000
234.000.000 – 150.000.000 = 84.000.000 ( ini adalah bunga yang harus dibayar )
Bunga pinjaman adalah 15,6% ( lima puluh enam persen )
250.000.000 + 84.000.000 = 334.000.000 ( Total untuk harga mobil yang dibayar ke leasing )

Ingat setiap tahun harga mobil turun minimal 10 %, dengan asumsi pemakaian mobil normal, dan tak ada kendala berarti

Tahun pertama : 250.000.000 - 10% = 225.000.000
Tahun kedua : 225.000.000 - 10 % =  202.500.000
Tahun ketiga = 202.50.000 - 10 % = 182.225.000
Tahun keempat = 182.225.000 – 10 % = 164.002.500
Tahun kelima = 164.002.500 – 10 % = 147.602.250

Jadi di tahun kelima Anda sudah rugi = 334.000.000 – 147.602.250 = 186.397.750
Tentu dihitung pemakaian tidak sebesar namun saya yakin tetap di atas 150 juta.

Belum lagi dosa riba yang paling ringan adalah selevel dengan berzina dengan ibu kandung sendiri

“Dosa riba itu ada 73 tingkatan, tingkatan yang paling ringan adalah seperti dosa seorang laki-laki yang berzina dengan ibu kandung sendiri”, HR Ahmad


Baca Juga : Rumah 2 lantai harga 1 lantai di The Ortensia Village Bogor, Kawasan Hunian Islami di dekat Agrowisata Gunung Salak, Tanpa Riba, Tanpa Bank, Tanpa Denda Dan Tanpa Sita

#Tags

Blogger
Disqus

Tidak ada komentar